INVESTIGASI ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah
Metodologi Penelitian
Disusun oleh :
Andhiska Hardiyanti (2013120776)
Anisa Fadillah (2013122485)
Desiana (2013121239)
Eko Ari
Prasetyo (2013122855)
Istiana
Choerul Umam (2013121190)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Investigasi Ilmiah”
dengan baik.
Tugas
ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian. Dan juga
kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah
memberikan motivasi sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
2. Bapak Angga Hidayat selaku
dosen Metodologi Penelitian yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan
kepada kami sehingga terwujudnya makalah ini.
3. Dan semua pihak yang tidak sempat
kami sebutkan satu per satu yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan
makalah ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya,
kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi
kami dan umumnya bagi pembaca.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Tangerang, 10 November 2015
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..……………………………………………………………..i
Daftar Isi ……………………………………………………………………..ii
BAB I ..........................................................................................................1
1.1.Latar Belakang ............. ......................................................................1
1.2.Identifikasi
Masalah ... ......................................................................2
1.3.Rumusan Masalah
Atau Permasalahan . ............... ..................................2
1.4.Sistematika
Penulisan .............................................................2
1.5.Tujuan
Penulisan ....................................................................................3
1.6.Manfaat
Penulisan .........................................................................3
1.6.1. Manfaat
Teoritis ............................................................3
1.6.2. Manfaat Umum ............................................................3
BAB II ..........................................................................................................4
2.1. Pengertian
Investigasi ilmiah ..............................................................4
2.2. Keterbatasan Masalah Dalam Bidang Manajemen ..........................8
2.3. Rintangan Sains Dalam Bidang Manajemen .......................................8
2.3.1. Deduksi dan Induksi .............................................................8
2.4. Metode Hipotesis-Deduktif ...........................................................12
2.4.1. Tujuh Langkah Metode Hipotesis-Deduktif ..........................12
2.5. Tinjauan Metode Hipotesis-Deduktif .................................................15
2.6. Tipe Penelitian Lainnya ............................................................16
2.6.1 Studi Kasus …………………………………...………...16
2.6.1 Penelitian Tindakan …………………………….....……...16
BAB III .........................................................................................................17
3.1. Jenis dan Desain
Penelitian …………………………....…………17
3.2. Tempat
Dan Waktu Penulisan ................................................17
3.3. Populasi dan Sampel …………………………………..…………17
3.4.
Subjek Penulisan ......................................................................17
3.5.
Instrumen Penulisan .......................................................................17
BAB IV .........................................................................................................18
4.1. Kesimpulan ..................................................................................18
4.2 Saran .............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................19
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Latar
belakang pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas dari mata kuliah Metodologi
Penelitian. Makalah ini dibuat agar dapat dijadikan
pengetahuan untuk mahasiswa dan dapat dijadikan sebagai pedoman.
Penelitian
ilmiah ini berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi
langkah yang logis, terorganisasi, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah,
mengumpulkan data, menganalisanya dan menarik kesimpulan yang valid dari hal
tersebut.
Dengan
demikian, penelitian ilmiah tidak berdasarkan pada firasat, pengalaman, dan
intuisi (meskipun hal tersebut mungkin mempunyai bagian dalam pengambilan
keputusan akhir), tetapi pada tujuan yang jelas dan ketepatan karena dilakukan
dengan setepat-tepatnya, penelitian ilmiah memungkinkan mereka yang
berkepentingan dalam penelitian dan mengetahui tentang persoalan yang sama atau
mirip untuk sampai pada temuan yang bisa diperbandingkan ketika data
dianalisis.
Penelitian
ilmiah ini juga membantu peneliti untuk menyatakan temuan mereka dengan akurat
dan yakin. Hal tersebut membantu berbagai organisasi lain untuk menerapkan
solusi serupa ketika mereka menghadapi masalah yang sama. Lagi pula,
investigasi ilmiah cenderung lebih objektif dari pada subjektif.
1.2 Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka identifikasi masalah yang akan dianalisis adalah mengenai apa yang dmaksud
dengan investigasi ilmiah dan contohnya; menjelaskan tentang delapan ciri
sains; menjelaskan secara singkat mengapa penelitian dalam bidang perilaku
organisasi dan manajemen tidak sepenuhnya ilmiah; menjelaskan rintangan sains;
menguraikan tujuh langkah metode hipotesis-deduktif, menilai manfaat
pengetahuan tentang investigasi ilmiah.
1.3 Rumusan
Masalah
Dengan
memperhatikan latar belakang tersebut, maka penulis mengemukakan
beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah :
1.3.1 Apa
keterbatasan penelitian ilmiah dalam bidang manajemen?
1.3.2 Apa rintangan
sains dalam penelitian?
1.3.3 Apa tipe penelitian?
1.3.4 Apa yang
dimaksud dengan Investigasi Ilmiah?
1.4
Sistematika
Penulisan
1.4.1
Bab I
Pendahuluan, latar belakang
masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, sistematika penulisan, tujuan
penulisan, dan manfaat penulisan.
1.4.2
Bab II
Metode penulisan, tempat dan
waktu penulisan, subjek penulisan, dan instrumen penulisan.
1.4.3
Bab III
Metodologi penelitian.
1.4.4
Bab IV
Penutup, simpulan dan saran.
1.5
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini
antara lain:
1.5.1
Untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Metodologi Penelitian.
1.5.2
Untuk menambah pengetahuan tentang Investigasi Ilmiah.
1.5.3
Untuk
mengetahui ciri-ciri penelitian ilmiah.
1.5.4
Untuk mengetahui
rintangan sains.
1.5.5
Untuk menilai manfaat
pengetahuan tentang investigasi ilmiah.
1.6 Manfaat
Penulisan
Di harapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
Manfaat yang didapat dari makalah ini
adalah:
1.6.1. Manfaat
Teoritis
Dengan Adanya
penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ilmu ekonomi khususnya
metodologi penelitian khususnya tentang investigasi ilmiah, serta dapat
digunakan sebagai landasan bagi penulisan di bidang yangsama dimasa yang akan
datang.
1.6.2 Manfaat Umum
Dengan adanya penulisan
ini diharakan dapat menjadi bahan informasi atau masukan, untuuk mengetahui
seberapa pentingnya penelitian sebagai upaya menunjang kegiatan pembuatan karya
ilmiah, dan dapat dijadikan sebagai referensi atau pertimbangan dalam mengatasi
permasalahn individu atau kelompok.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Investigasi Ilmiah
Menurut
Sekaran (2014:4), investigasi ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan
mengikuti metode langkah demi langkah yang logis, terorganisasi dan ketat untuk
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya dan menarik
kesimpulan yang valid dari hal tersebut.
Penelitian ilmiah menurut Kuncoro (2013:3), mendefinisikan penelitian ilmiah dengan aplikasi secara
sistematis dari metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan.
Menurut Davis dan Cosenza (1993:37), metode ilmiah dalam penelitian dilakukan secara kritis
dan analitis, logis, objektif, konseptual dan teoritis, empiris dan sistematis.
Menurut penulis, investigasi ilmiah merupakan penelitian yang dilakukan
secara sistematis dan menggunakan metode-metode tertentu dalam memecahkan suatu
masalah.
Sekaran (2014:29-34), menyatakan
bahwa ciri-ciri penelitian ilmiah antara lain sebagai berikut :
1.
Tujuan
Jelas
Dalam sebuah penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas agar penelitian
yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan dapat menguntungkan suatu
organisasi. Penelitian harus dimulai dengan adanya sasaran atau tujuan yang jelas agar fokus. Misalnya, penelitian dalam
meningkatkan komitmen karyawan agar karyawan tersebut dapat menaikkan level
kinerja. Penelitian tersebut dengan demikian
mempunyai sebuah
fokus tujuan yang jelas.
2.
Ketepatan
Ketepatan merupakan kesamanaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran
dengan angka atau data yang sebenarnya. Ketepatan
juga mengandung arti
kehati-hatian, kecermatan, dan tingkat ketelitian dalam investigasi penelitian. Serta data atau informasi dalam penelitian harus sesuai
dengan fakta yang ada.
3.
Dapat
Diuji
Apabila tujuan dan ketepatan sudah dilakukan, maka penelitian dalam
meningkatkan kinerja karyawan dapat diuji. Hal
tersebut dapat diuji dengan menerapkan uji statistik tertentu pada data yang
dikumpulkan untuk tujuan tersebut. Misalnya, peneliti menilai apakah karyawan
melaksanakan tugasnya dengan baik atau tidak. Jika sudah diketahui karyawan
tersebut melaksanakan tugasnya dengan baik atau tidak, maka peneliti dapat
menilai apakah karyawan tersebut benar-benar mempunyai kinerja yang baik.
4.
Dapat
Ditiru
Kesimpulan hasil uji hipotesis akan lebih diyakini jika ada
temuan
yang mirip muncul berdasarkan data organisasilain
dengan menggunakan metode penelitian yang serupa.
Jika seorang karyawan mempunyai kinerja yang baik dan berkomitmen
tinggi, maka akan menghasilkan hal yang
positif. Misalnya karyawan tersebut bisa memberikan dampak yang baik bagi
karyawan yang lain, sehingga karyawan yang lain dapat menirunya. Berdasarkan
hasil studi, peneliti menyimpulkan bahwa partisipasi dalam pengambilan
keputusan merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi komitmen
karyawan terhadap organisasi. Kita akan lebih
meyakini temuan dan kesimpulan tersebut jika temuan yang mirip muncul
berdasarkan data yang dikumpulkan oleh organisasi lain yang menggunakan metode
serupa.
5.
Ketelitian
dan Keyakinan
Ketelitian
mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil berdasarkan sampel,
terkait apa yang benar-benar eksis dalam keseluruhan. Misalnya, jika hari
produksi yang hilang sepanjang tahun antara 30 sampai 40, dibandingkan jumlah
angka akrual 35, ketelitian estimasi saya adalah lebih baik dari pada jika saya menyatakan bahwa
kehilangan hari produksi kira-kira antara 20 dan 50.
Keyakinan (confidence) mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi. Karena
itu, tidaklah cukup hanya teliti, tetapi juga penting bahwa kita dapat dengan
yakin menegaskan bahwa 95% waktu hasil kita benar dan hanya 5% kemungkinan
salah. Hal ini juga disebut sebagai tingkat keyakinan. Semakin tipis batas kita
dalam mengestimasi rentang prediksi (semakin tepat temuan kita) dan semakin
besar keyakinan kita terhadap hasil penelitian, semakin berguna dan ilmiah
penemuan yang bersangkutan.
6.
Objektivitas
Objektivitas dalam
keilmuan berarti upaya-upaya untuk menangkap sikap alamiah sebuah objek yang
sedang diteliti atau dipelajari. Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi
hasil analisis data harus objektif yaitu, harus berdasarkan fakta-fakta dari
temuan yang berasal dari data aktual, dan bukan nilai-nilai subjektif atau
emosional. Misalnya, jika kita mempunyai hipotesis bahwa partisipasi yang lebih
besar dalam pengambilan keputusan akan meningkatkan komitmen organisasi,
sehingga objek yang diteliti tidak sia-sia atau tidak percuma.
7.
Dapat
Digeneralisasi
Dapat
Digeneralisasi mengacu pada penerapan temuan penelitian dalam satu konteks
organisasi ke konteks organisasi lainnya.
Apabila dalam satu penelitian sudah dilakukan, maka dapat melanjutkan ke
penelitian selanjutnya. Misalnya, jika seorang
peneliti menemukan karyawan memiliki
kinerja yang baik adalah benar. Karena karyawan tersebut dapat melakukan
pekerjannya sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan. Hal tersebut
diselidiki oleh peneliti untuk pengambilan keputusan.
Semakin luas jangkauan penerapan solusi
yang dihasilkan, semakin berguna penelitian
tersebut bagi
para pengguna. Tapi tidak banyak penelitian yang dapat digeneralisasi
pada semua konteks, situasi, atau organisasilainnya.
8.
Hemat
Dalam sebuah
penelitian diperlukan kesederhanaan untuk menjelaskan fenomena atau persoalan
yang muncul, dan dalam menghasilkan solusi masalah, lebih disukai untuk
kerangka penelitian yang kompleks yang meliputi jumlah faktor yang tidak dapat
dikendalikan. Misalnya, bila dua atau tiga variabel
spesifik dalam situasi kerja diidentifikasi, yang jika diubah akan meningkatkan
45% komitmen organisasi karyawan, hal tersebut akan lebih berguna dan berharga bagi
manajer dibanding rekomendasi bahwa ia harus mengubah 10 variabel berbeda untuk
meningkatkan 48% komitmen organisasi.
2.2 Keterbatasan Penelitian Ilmiah Dalam Bidang
Manajemen
Bagian ini digunakan untuk menyajikan
keterbatasan-keterbatasan penelitian ini yang dialami selama proses penelitian.
Bagian ini tentu saja seharusnya diakhiri dengan sebuah kalimat yang menjelaskan
bahwa memang dalam penelitian ini diakui ada berbagai kelemahan atau
keterbatasan namun keterbatasan itu tidak mengurangi makna dari temuan
penelitian ini, didukung oleh kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh keseluruhan
proses penelitian ini.
|
Menurut Sekaran (2014:35-36), dalam bidang manajemen dan ilmu sosial, tidak selalu mungkin untuk melakukan investigasi yang 100% ilmiah. Hal ini terutama karena kesulitan yang dihadapi dalam pengukuran dan pengumpulan data dalam bidang subjektif seperti perasaan, emosi sikap, dan persepsi. Sifat bisa diperbandingkan, konsistensi, dan generalisasi yang luas sering sulit dicapai dalam penelitian.
2.3 Rintangan Sains Dalam Penelitian
Proses deduktif dan induktif dalam
penelitian dijelaskan di bawah ini.
|
2.3.1 Deduksi dan Induksi
Cara berfikir
Deduktif
Yusuf
(2014:17-19), cara berfikir ini dimulai dari teori, dan diakhiri dengan
fenomena atau hal khusus. Dari pengetahuan yang bersifat umum itulah baru kita
menilai kejadian-kejadian yang bersifat khusus. Ini berarti bahwa dalam
berfikir deduktif seseorang atau pemikir bertolak dari pernyataan yang bersifat
umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Pengambilan kesimpulan
yang bersifat deduksi disebut dengan silogisme atau dalam bahasa Indonesia
dapat diartikan sebagai konklusi. Syllogism disusun dari dua pernyataan atau
proposisi, yaitu pernyataan (statement) yang menerima atau menolak suatu hal.
Dua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor (premis dalam bahasa
latin: premissa yang berarti dasar argumentasi atau asumsi).
Kebenaran
penalaran atau kesimpulan yang diambil berdasarkan deduksi ini sangat
tergantung pada kebenaran premis yang dikemukakan. Apabila premis salah maka
konklusi yang diambil juga akan salah. Disamping itu kebenaran kesimpulan
melalui deduksi ini juga akan ditentukan oleh cara pengambilan konklusinya.
Logika
deduktif atau penalaran deduktif sangat bermanfaat untuk menyelidiki cara-cara
berfikir yang kurang teliti, karena konklusi yang diambil sangat ditentukan
oleh dua pernyataan sebelumnya. Sebagai suatu bentuk berfikir, logika deduktif
adalah benar,namun kadang-kadang terdapat kesalahan isi (material) karena kedua
premis sebelumnya kurang tepat. Disamping itu, logika deduktif menyadarkan
dirinya pada pemahaman kata-kata dalam kedua premis.
Deduksi
adalah proses dimana suatu kesimpulan beralasan melalui generalisasi logis dari
sebuah fakta yang diketahui. Misalnya, kita mengetahui bahwa semua orang yang
berkinerja tinggi adalah sangat menguasai pekerjaan mereka. Bila seseorang
berkinerja tinggi, kita kemudian menyimpulkan bahwa ia sangat menguasai
pekerjaannya.
Cara berfikir
Induktif
Dalam logika deduktif, dengan
pernyataan yang bersifat umum, dengan hukum atau teori yang sudah ada dan
selanjutnya kita melangkah pada kenyataan khusus yang disimpulkan. Sebaliknya
cara berfikir induktif dimulai dengan pernyataan yang bersifat khusus. Karena
dalam berfikir induktif ini dimulai dengan penalaran yang mempunyai ciri khas
dan terbatas ruang lingkupnya dan kemudian ditarik suatu konklusi yang bersifat
umum. Dalam logika deduktif, konklusi yang disimpulkan adalah benar apabila
kedua premis sebelumnya benar dan cara penarikan kesimpulan juga benar, tetapi
tidak demikian dalam logika induktif.
Pernyataan
khusus yang dijadikan dasar untuk mengambil keputusan hanya terbataspada atau
sampai pernyataan khusus itu dibuat, tetapi belum tentu untuk masa datang.
Sering juga terjadi kesalahan dalam pengambilan kesimpulan, karena konklusi
tidak bersumber dari sampel yng mewakili populasi. Cara berfikir induktif ini
sebenarnya merupakan reaksi terhadap penalaran deduktif yang bersumber terlebih
dahulu pada hal yang bersifat umum.
Induksi
merupakan proses dimana kita mengamati fenomena tertentu dan berdasarkan pada
hal tersebut tiba pada kesimpulan. Denga kata lain, dalam induksi, kita secara
logis membuat sebuah proporsi umum berdasarkan fakta yang diamati. Misalnya,
kita melihat bahwa proses produksi merupakan ciri utama dari pabrik manufaktur.
Karena itu, kita menyimpulkan bahwa pabrik eksis untuk tujuan produksi. Baik
produksi deduktif maupun induktif digunakan dalam investigasi ilmiah.
2.4 Metode
Hipotesis-Deduktif
2.4.1 Tujuh
Langkah Metode Hipotesis-Deduktif
Sekaran (2014:39-42) menyatakan
bahwa terdapat tujuh langkah yang
termasuk dalam metode penelitian hipotesis-deduktif:
1.
Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas
terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Cara observasi yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan pedoman observasi atau pedoman pengamatan seperti format atau blangko
pengamatan. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah
laku yang digambarkan akan terjadi. Setelah itu, peneliti sebagai seorang
pengamat tinggal memberikan tanda cek pada kolom yang dikehendaki pada format
tersebut.
2.
Pengumpulan
Informasi Awal
Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan metode
pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya
pedoman wawancara, pedoman observasi, dan skala. Dengan instrumen akan
diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan,
mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk membuktikan
hipotesis. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Dengan demikian,
banyak informasi akan diperoleh melalui wawancara dan penelitian pustaka.
Langkah selanjutnya adalah mengartikan
faktor-faktor yang telah diidentifikasi dalam tahap pengumpulan
informasi dengan memilahnya bersama dalam beberapa
cara yang bermakna.
3.
Perumusan
teori
Langkah selanjutnya yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam
cara yang logis, sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dapat
dikonseptualisasi dan diuji. Pada langkah ini, variabel kritis diuji kontribusi
dan pengarunya dalam menjelaskan mengapa masalah terjadi dan bagaimana hal
tersebut dapat diselesaikan.
4.
Penyusunan
Hipotesis
Menyusun hipotesis merupakan tahapan
penelitian yang penting untuk membangun atau merumuskan suatu hipotesis. Landasan
teori yang dipilih harus sesuai dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan
teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada
saat menentukan suatu hipotesis penelitian. Peneliti harus selalu bersikap
terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun
yang bertentangan dengan prediksinya.
5.
Pengumpulan
Data Ilmiah Lebih Lanjut
Setelah menyusun
hipotesis, data yang terkait dengan setiap variabel dalam hipotesis perlu
dikumpulkan. Dengan kata lain, pengumpulan data ilmiah lebih lanjut
adalah diperlukan untuk menguji hipotesis yang dihasilkan
dalam studi. Misalnya, untuk menguji hipotesis bahwa menyediakan item yang
memadai akan mengurangi ketidakpuasan konsumen, seseorang perlu mengukur
tingkat kepuasan konsumen saat ini dan mengumpulkan data lebih lanjut
mengenai tingkat kepuasan konsumen kapan pun
sejumlah item yang memadai disimpan dan tersedia bagi
konsumen.
6.
Analisis Data
Pada dasarnya
proses analisis data itu dimulai dari menelaah data secara keseluruhan yang
telah tersedia dari berbagai macam sumber, baik itu pengamatan, wawancara,
catatan lapangan dan yang lainnya. Data tersebut memang ada banyak sekali dan
setelah dibaca kemudian dipelajari. Apabila itu sudah dilakukan maka
selanjutnya melakukan reduksi data yang dilaksanakan dengan cara membuat sebuah
abstraksi dan setelah itu maka menyusunnya ke dalam satuan-satuan.
7.
Deduksi
Deduksi berarti
penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari hasil analisis data. Dengan demikian, metode deduksi adalah proses penalaran dari satu atau
lebih pernyataan umum (premis) untuk mencapai kesimpulan logis tertentu.
2.5 Tinjauan
Metode Hipotetis – Deduktif
Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang dikembangkan dari teori dan
hasil penelitian yang relevan, maka setelah pengujian hipotesis dilakukan,
peneliti perlu menyampaikan kesimpulan yang dapat ditarik sebagai akibat dari
diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah diuji.
Bentuk-bentuk
Hipotesis
Sugiyono
(2014:102), bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah
penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan
masalah penelitian ada tiga, yaitu : rumusan masalah deskriptif (variabel
mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu
bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga yaitu hipotesis deskriptif,
komparatif, dan asosiatif.
Perumusan
hipotesis merupakan langkah ketiga dalam penelitian. Penelitian yang merumuskan
hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada
penelitian kuantitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan
dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh
peneliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
2.6 Tipe
Penelitian Lainnya
2.6.1 Studi Kasus
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial.
Dalam riset yang
menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam
terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan
menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisisinformasi,
dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset
selanjutnya.
Studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian dengan subjek tunggal memberikan kerangka
kerja statistik untuk
membuat inferensi dari data studi kasus kuantitatif.
2.6.2 Penelitian
Tindakan
Penelitian tindakan adalah penelitian yang berorientasi pada
penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada
suatu kelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau
akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga
diperoleh hasil yang lebih baik.
Karakteristik utama penelitian ini adalah partisipasi dan
kolaborasi antara peneliti dengan anggota sasaran. Penelitian tindakan juga merupakan
salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam
bentuk proses pengembangan inovatif yang ‘dicoba sambil jalan’ dalam mendeteksi
dan memecahkan masalah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian
yang bersifat kualitatif mupaun
kuantitatif dan untuk mengetahui
bagaimana cara meneliti suatu masalah.
3.2 Tempat
dan Waktu Penulisan
Penulisan makalah ini dilaksanakan
di Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang pada tanggal 02 November 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah
keseluruhan dari variabel yang menyangkut masalah yang diteliti, sedangkan
sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.
3.4 Subjek
Penulisan
Laporan makalah ini mengenai
Investigasi Ilmiah.
3.5 Instrumen
Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, instrumen yang digunakan dalam penyusunan makalah menggunakan
metode pengumpulan data dan informasi dari
buku-buku dan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini melalui
perpustakaan sebagai landasan teoritis
mengenai masalah yang akan diselesaikan.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas,
kesimpulannya bahwa investigasi ilmiah berfokus pada suatu pemecahan masalah
dan mengikuti metode langkah demi langkah dengan logis, terorganisasi dan ketat
untuk mengidentifikasi masalah serta memiliki tujuan yang terarah dan jelas.
Penelitian ini juga tidak didasarkan pada firasat, pengalaman dan intuisi.
4.2 Saran
Mengetahui makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Sehingga diharapkan makalah ini dapat bermanfaat kedepannya sesuai dengan yang
kita harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, D. &
Cosenza, R.M. 1993. Business Research For
Decision Making. Belmont: PWS-KENT publishing Company.
Kuncoro, M. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Salemba Empat.
Sekaran. 2014. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis.
Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantiatif, Kualitatif dan
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
0 komentar
Posting Komentar