PROSES PENELITIAN
LANGKAH 6 UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu Angga Hidayat
NIDN : 0426108802
Disusun Oleh:
Aries Maulana Abdi (2013122476)
Kristian
Arisandi Panjaitan (2013121204)
Muhammad
Nasrulloh (2013122451)
Mohammad
Richard Pahlevi (2013121764)
Yogini (2013120994)
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT pencipta dan pemelihara alam ini, yang
telah memberikan kepada kita berupa rahmat dan inayah-Nya yang telah memberikan
nikmat yang begitu besar yakni nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Proses Penelitian Langkah 6 Unsur-unsur Desain
Penelitian” ini dengan
baik.
Kami sebagai penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak tersebut, yaitu:
1.
Orang
tua kami yang telah memberikan motivasi yang sangat besar dalam menyelesaikan
dan menyusun makalah ini.
2.
Bapak Angga Hidayat selaku dosen mata kuliah Metodologi
Penelitian.
3.
Dan
seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan dan menyusun makalah
ini.
Kami mengakui bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Pamulang, 30 November
2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Rumusan
Masalah
1.4. Sistematika
Penulisan
1.5. Tujuan
Penulisan
1.6. Manfaat
Penulisan
BAB II
2.1. Desain Penelitian
2.2. Tujuan
Studi
2.3. Jenis
Investigasi: Kausal Versus Korelasioanal
2.4. Tingkat
Intervensi Peneliti Terhadap Studi
2.5. Situasi
Studi: Diatur dan Tidak Diatur
2.6. Unit Analisis
2.7. Horizon Waktu: Studi Versus Longitudinal
2.8. Tinjauan
Unsur-unsur Desain Penelitian
2.9. Implikasi Manajerial
BAB III
3.1. Tempat dan Waktu Penulisan
3.2. Subjek Penulisan
3.3. Instrumen Penulisan
BAB IV
4.1 Simpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Latar
belakang pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas dari mata kuliah metodologi
penelitian. Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting
ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan
bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses
penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian
dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, penulis ingin menganalisis hal tersebut tersebut
dalam bentuk karya tulis dengan judul “Proses
Penelitian Langkah 6 Unsur-unsur Desain Penelitian”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan semua uraian di atas,
maka identifikasi masalah yang akan dianalisis adalah mengenai
desain penelitian; tujuan studi; jenis investigasi; tingkat
intervensi peneliti; situasi studi; unit analisis; horizon
waktu; tinjauan unsur-unsur
desain penelitian; implikasi manajerial.
1.3. Rumusan Masalah
Seperti
yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.3.1. Apa
itu desain penelitian?
1.3.2. Bagaimana
perbedaan jenis penelitian menurut tujuannya?
1.3.3. Apa
perbedaan jenis investigasi kasual vs korelasional?
1.3.4. Bagaimana
tingkat intervensi peneliti terhadap studi?
1.3.5. Apa
perbedaan situasi studi diatur dan tidak diatur?
1.3.6. Bagaimana
hubungan unit analisis penelitian?
1.3.7. Apa
perbedaan horizon waktu studi vs longitudinal?
1.3.8. Seperti
apakah implikasi pada manajerial?
1.4. Sistematika Penulisan
Penelitian ini berisi lima bab dimana
antar bab saling berkaitan.
1.4.1
Bab I
Pendahuluan, latar belakang masalah,
identifikasi masalah, rumusan masalah atau permasalahan,
sistematika penulisan, tujuan penulisan, dan manfaat penulisan.
1.4.2
Bab II
Kajian teori
1.4.3
Bab III
Metode penulisan, tempat dan waktu penulisan, subjek
penulisan, instrumen penulisan.
1.4.4
Bab IV
Penutup, kesimpulan
dan saran.
1.5. Tujuan Penulisan
Bertolak pada rumusan permasalahan, maka penulisan ini bertujuan untuk:
1.5.1.
Tujuan Khusus
1.5.1.1.
Untuk memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah
Metodologi Penelitian.
1.5.1.2.
Untuk meningkatkan pengetahuan Mahasiswa mengenai desain penelitian.
1.5.1.3.
Untuk mengetahui
desain penelitian dalam pembuatan karya tulis.
1.5.2.
Tujuan Umum
1.5.2.1.
Untuk menganalisis masalah yang ada pada Mahasiswa
sehubungan dengan desain penelitian yang digunakan guna menunjang pembuatan karya ilmiah.
1.6. Manfaat Penulisan
Setiap penulisan diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya maupun yang secara langsung terkait di dalamnya.
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:
1.6.1. Manfaat Teoritis:
Dengan adanya penulisan ini
diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
ekonomi khususnya metodologi penelitian serta dapat digunakan sebagai landasan
atau pangkal tolak bagi penulisan di bidang yang sama di masa yang akan datang.
1.6.2
Manfaat
Praktis:
Dengan adanya penulisan ini
diharapkan dapat menjadi bahan informasi atau masukan, untuk mengetahui seberapa
pentingnya desain penelitian sebagai upaya menunjang kegiatan pembuatan karya ilmiah, dan dapat dijadikan sebagai bahan dasar
pertimbangan dalam mengatasi permasalahan baik individu maupun kelompok.
BAB II
KAJIAN
TEORI
2.1. Desain Penelitian
Nazir (2014:70) mengungkapkan desain
penelitian “adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian.”
2.1.1.
Desain dalam
Merencanakan Penelitian
Dalam merencanakan penelitian, desain
dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian yang
sudah dikerjakan dan diketahui, dalam memecahkan masalah. Pemilihan desain
biasanya dimulai ketika seseorang peneliti sudah mulai merumuskan
hipotesis-hipotesisnya. Akan tetapi, aspek yang paling penting adalah berkenaan
dengan apakah suatu hipotesis yang khas diterjemahkan ke dalam
fenomena-fenomena yang diamati dan apakah metode penelitian yang akan dipilih
akan dapat menjamin diperolehnya data yang diperlukan untuk menguji hipotesis
tersebut.
Desain untuk perencanaan penelitian
bertujuan untuk melaksanakan penelitian, sehingga dapat diperoleh suatu logika,
baik dalam pengujian hipotesis, maupun dalam membuat kesimpulan. Desain rencana
penelitian yang baik akan dapat menterjemahkan model-model ilmiah ke dalam
operasional penelitian secara praktis. Tiap langkah dari desain perencanaan
penelitian memerlukan pengambilan keputusan yang tepat oleh si peneliti.
2.1.2.
Desain Pelaksanaan
Penelitian
Desain pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun
pengamatan serta memilih pengukuran-pengukuran variabel, memilih prosedur dalam
teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data, kemudian membuat coding,
editing dan memproses data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan penelitian
termasuk proses analisis data serta membuat pelaporan.
2.2. Tujuan Studi: Ekploratif, Deskriptif, Pengujian Hipotesis (Analisis Dan Prediktif), Analisis Studi Kasus
Sifat studi mungkin bersifat eksploratif atau deskriptif,
atau dilakukan untuk menguji hipotesis, bergantung pada tahap peningkatan
pengetahuan mengenai topik yang diteliti. Keputusan desain menjadi semakin
ketat saat kita berlanjut dari tahap eksploratif, di mana peneliti berusaha
mengeksplorasi bidang penelitian organisasi yang baru ke tahap deskriptif.
Peneliti mencoba menjelaskan karakteristik tertentu dari fenomena yang menjadi
pusat perhatian ke tahap pengujian hipotesis, menguji apakah hubungan yang
diperkirakan memang terbukti dan jawaban atas pertanyaan penelitian telah
diperoleh.
2.2.1.
Studi Eksploratif
Studi eksploratif (exploratory
study) dilakukan jika peneliti memiliki keterbatasan informasi mengenai
masalah penelitian tertentu. Karena penelitian-penelitian sebelumnya yang
meneliti masalah tersebut relatif belum banyak dilakukan oleh peneliti yang
lain. Demikian juga mengenai informasi latar belakang masalah yang diperlukan
oleh peneliti untuk memahami dan merumuskan masalah penelitian, penyusunan
kerangka teoritis, pengembangan hipotesis dan pengujiannya.
Indriantoro (1999:87) mengungkapkan studi eksploratif pada
dasarnya untuk memahami karakteristik fenomena atau masalah yang diteliti,
karena belum banyak literatur hasil penelitian yang membahas masalah tersebut
atau masalah yang sejenis. Peneliti melalui studi ekploratif dapat
mengembangkan konsep yang jelas dan mendefinisikan variabel-variabel penelitian
yang penting. Data yang dikumpulkan dalam studi eksploratif dapat menggunakan
berbagai teknik, antara lain observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil
analisis data yang dikumpulkan dalam studi ini, peneliti dapat mengembangkan
teori atau hipotesis yang perlu diuji melalui penelitian-penelitian berikutnya.
2.2.2.
Studi Deskriptif
Indriantoro (1999:88) menyatakan studi deskriptif merupakan penelitian
terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek
berupa individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain. Studi ini
membantu peneliti untuk menjelaskan karakteristik subyek yang diteliti,
mengkaji berbagai aspek dalam fenomena tertentu dan menawarkan ide masalah
untuk pengujian atau penelitian selanjutnya.
Studi deskriptif menjelaskan karakteristik suatu fenomena yang dapat
digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah
bisnis. Meskipun pada dasarnya tidak dimaksudkan untuk memecahkan
masalah-masalah bisnis, disebut juga dengan analisis diagnosis yang datanya
dapat berupa kualitatif dan kuantitatif.
2.2.3.
Pengujian Hipotesis
Penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis umumnya merupakan
penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tipe
hubungan antara dua variabel atau lebih, seperti yang telah diuraikan dalam bab
2 dapat berupa hubungan korelasional, komparatif (perbandingan), dan hubungan sebab-akibat.
Pengujian hipotesis merupakan tujuan studi (termasuk studi eksploratif dan
studi deskriptif) yang mempunyai pengaruh terhadap elemen desain penelitian
yang lain, terutama dalam pemelihan metode pengujian data.
2.2.4.
Analisis Studi
Kasus
Studi kasus meliputi kontekstual dan mendalam terhadap hal yang berkaitan
dengan situasi serupa dalam organisasi lain. Studi kasus sebagai sebuah teknik
pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi karena penemuan
jenis masalah yang sama dalam konteks perbandingan dengan yang lainnya adalah
sulit, mengingat keengganan perusahaan untuk menyingkapkan permasalahan mereka.
Tetapi, studi kasus yang bersifat kualitatif adalah berguna dalam menerapkan
solusi pada masalah terkini berdasarkan pengalaman pemecahan masalah di masa
lalu.
2.2.5.
Tinjauan Tujuan
Studi
Tidak sulit untuk melihat bahwa dalam studi eksploratif, peneliti pada
dasarnya berminat untuk menyelidiki faktor-faktor situasional untuk memperoleh
pengertian mengenai karakteristik fenomena yang diteliti. Demikian pula, studi
awal pada skala kecil, dengan mewawancarai orang-orang atau mendapatkan
informasi dari jumlah kejadian yang terbatas adalah tidak umum dalam penelitian
eksploratif.
Studi deskritif tidak dilakukan jika karakteristik atau fenomena yang
tampak dalam sebuah situasi diketahui eksis dan seseorang ingin mampu
menjelaskannya secara lebih baik dengan memberikan riwayat mengenai faktor
terkait. Pengujian hipotesis menawarkan pemahaman yang lebih baik mengenai
hubungan yang eksis antar variabel. Hal tersebut juga dapat menentukan hubungan
sebab-akibat, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan data kualitatif dan
kuantitatif. Studi kasus umumnya bersifat kualitatif dan kadang-kadang
digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan manajerial.
2.3.
Jenis
Investigasi: Kasual versus
Korelasional
Manajer
harus menentukan apakah yang diperlukan adalah studi kasual (casual study) atau korelasional (correlational) untuk menemukan jawaban
atas persoalan yang dihadapi. Yang pertama dilakukan adalah menentukan hubungan
sebab-akibat yang definitif. Tetapi, jika yang diinginkan manajer adalah
sekedar identifikasi faktor-faktor penting yang “berkaitan dengan” masalah,
maka studi korelasional dipilih. Dalam kasus terdahulu, peneliti tekun
menyelidiki satu atau lebih faktor yang tidak diragukan menyebabkan masalah.
Dengan kata lain, maksud peneliti megadakan studi kasual adalah agar mampu
menyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y. Jadi, jika variabel X
dihilangkan atau diubah dalam cara tertentu, masalah Y terpecahkan. Tetapi,
cukup sering tidak hanya satu atau lebih variabel yang menyebaban masalah dalam
organisasi.
Sekaran
(2014:165) menyatakan studi kasual adalah studi dimana peneliti ingin menemukan
penyebab dari satu atau lebih masalah.
Sedangkan studi korelasional adalah studi dimana peneliti berminat untuk
menemukan variabel penting yang berkaitan dengan masalah.
2.4. Tingkat Intervensi Peneliti Terhadap Studi
Tingkat intervensi peneliti terhadap arus kerja normal di
tempat kerja mempunyai keterkaitan langsung dengan apakah studi yang dilakukan
adalah kasual atau korelasional. Studi korelasioanal dilakukan dalam lingkungan
alami organisasi dengan intervensi minimum oleh peneliti dan arus kerja yang
normal. Misalnya, jika seorang peneliti ingin mempelajari faktor yang
memengaruhi efektivitas pelatihan (studi korelasional), yang harus dilakukan
adalah menyusun kerangka teoritis, mengumpulkan data relevan, dan
menganalisisnya untuk menghasilkan temuan. Meskipun ada sejumlah gangguan pada
arus kerja normal dalam sistem saat peneliti mewawancarai karyawan dan
menyebarkan kuesioner di tempat kerja, intervensi peneliti dalam fungsi rutin
sistem adalah minimal jika dibandingkan dengan yang disebabkan selama studi
kasual. Dalam studi yang diakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat,
peneliti mencoba untuk memanipulasi variabel tertentu untuk mempelajari akibat
manipulasi tersebut pada variabel terikat yang diteliti. Dengan kata lain,
peneliti dengan sengaja mengubah variabel tertentu dalam konteks dan
mengintervensi peristiwa sejauh peristiwa tersebut terjadi secara normal dalam
organisasi.
2.5. Situasi Studi: Diatur dan Tidak Diatur
Penelitian organisasi dapat dilakukan dalam lingkungan yang alami, dimana
pekerjaan berproses secara normal (yaitu, dalam situasi tidak diatur) atau
dalam keadaan artifisial dan diatur. Studi korelasional selalu dilakukan dalam
situasi tidak diatur, sedanngkan kebanyakan studi kasual yang ketat
dilaksanakan dalam situasi lab yang diatur.
Studi korelasional yang dilakukan dalam organisasi
disebut studi lapangan (field study). Studi yang dilakukan
untuk menentukan hubungan sebab-akibat menggunakan lingkungan alami yang sama,
dimana karyawan berfungsi secara normal disebut eksperimen lapangan (field
experiment). Di sini, peneliti melakukan intervensi terhadap peristiwa
alami karena variebel bebas dimanipulasi. Misalnya, seorang manajer yang ingin
mengetahui pengaruh gaji pada kinerja akan menaikkan gaji karyawan dalam satu
unit, menurunkan gaji karyawan dalam unit lain, dan membiarkan gaji karyawan di
unit ketiga tanpa perubahan apapun. Dalam hal ini terjadi manipulasi terhadap
sistem gaji untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara gaji dan ki nerja,
namun studi tetap dilakukan dalam situasi alami dan karena itu disebut
eksperimen lapangan.
Eksperimen yang dilakukan untuk menentkan hubungan
sebab-akibat yang melampaui kemungkinan dari setidaknya keraguan memerlukan
pembuatan sebuah lingkungan yang artifisial dan teratur, dimana semua faktor
asing dikontrol dengan ketat. Subjek yang sama dipilih secara seksama untuk
merespon stimuli tertentu yang dimanipulasi. Studi tersebut dianggap sebagai eksperimen lab (lab experiment).
2.6. Unit Analisis: Individual, Pasangan, Kelompok, Organisasi, Kebudayaan
Unit
analisis merujuk
pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data
selanjutnya. Jika misalnya, pernyataan masalah berfokus pada bagaimana
meningkatkan tingkat motivasi karyawan secara umum, maka kita memperhatikan
individu karyawan organisasi dan harus menemukan apa yang bisa kita lakukan
untuk meningkatkan motivasi mereka. Dalam hal ini, unit analisis adalah
individu (individual). Jika peneliti
berminat mempelajari interaksi dua orang, maka beberapa kelompok dua orang,
atau dikenal sebagai pasangan (dyads),
akan menjadi unit analisis. Analisis terhadap interaksi suami-istri dalam
keluarga dan hubungan atasan-bawahan di tempat kerja merupakan contoh yang baik
dari pasangan sebagai unit analisis. Tetapi, jika pernyataan masalah berkaitan
dengan efektivitas kelompok, maka unit analisis adalah pada tingkat kelompok.
Pernyataan penelitian kita menentukan unit analisis.
Misalnya, jika kita ingin mempelajari pola pengambilan keputusan kelompok, kita
mungkin akan menguji aspek seperti ukuran kelompok, struktur kelompok,
kepaduan, dan semacamnya, untuk mencoba menjelaskan varians dalam pembuatan
keputusan kelompok. Disini, kita akan menelaah dinamika yang berlaku dalam
beberapa kelompok berbeda dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan
keputusan kelompok. Dalam hal tersebut, unit analisis adalah kelompok.
Seiring pertanyaan penelitian kita terhadap persoalan
bergerak dari individu ke pasangan, dan ke kelompok, organisasi, dan bahkan
negara, demikian pula unit analisis, bergeser dari individu ke pasangan,
kelompok, organisasi, dan negara. Karakteristik “tingkat analisis” ini adalah
bahwa tingkat lebih rendah termasuk dalam tingkat yang lebih tinggi. Dengan
demikian, jika kita ingin mempelajari dinamika kelompok, kita mungkin perlu
mempelajari, katakanlah enam atau lebih kelompok, dan kemudian menganalisis
data yang dikumpulkan dari pengujian terhadap pola dalam tiap kelompok. Jika
kita ingin mempelajari perbedaan budaya antarbangsa, kita harus mengumpulkan
data dari berbagai negara dan mempelajari pola budaya yang berlaku dalam setiap
negara.
2.7. Horizon Waktu: Studi versus Longitudinal
Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu (satu titik waktu) atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa periode waktu yang relatif lebih lama (lebih dari dua titik waktu), tergantung pada karakteristik masalah penelitian yang akan dijawab.
2.7.1.
Studi Cross-Sectional
Sekaran (2014:177) mengungkapkan studi cross-sectional
merupakan sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali
dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam
rangka menjawab pertanyaan penelitian.
2.7.2.
Studi Longitudinal
Sebuah studi yang pengumpulan
datanya dilakukan melalui proses dan waktu yang lama terhadap sekolompok subjek
penelitian tertentu dan diamati terus menerus mengikuti masa perkembangannya.
Dalam sejumlah kasus, peneliti mungkin ingin mempelajari fenomena lebih dari
satu batas waktu dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.
2.8. Tinjauan Unsur-Unsur Desain Penelitian
Pembahaan mengenai isu desain dasar yang terkait dengan tujuan studi, jenis
investigasi, tingkat intervensi peneliti, keadaan studi, unit analisis, dan
horizon waktu. Peneliti akan menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam
desain studi berdasarkan definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketatan
yang diinginkan, dan pertimbangan biaya. Kadang-kadang karena waktu dan biaya,
seorang peneliti mungkin terbatas untuk menyelesaikan kurang dari desain
penelitian “ideal”. Misalnya, peneliti mungkin terpaksa melakukan studi cross-sectional dan bukan longitudinal,
melakukan studi lapangan alih-alih desain eksperimen, memilih ukuran sampel
lebih kecil dan bukan lebih besar dan seharusnya, sehingga menetapkan
suboptimasi dari keputusan desain penelitian dan menentukan tingkat keketatan
ilmiah yang lebih rendah karena keterbatasan sumber daya.
Desain penelitian yang ketat mungkin menuntut biaya yang lebih tinggi
adalah perlu jika hasil studi sangat penting untuk membuat keputusan penting
yang memengaruhi kelangsungan organisasi dan keberadaan sebagian besar anggota
sistem. Baik sekali untuk memikirkan persoalan keputusan desain penelitian,
bahkan saat kerangka teoritis disusun.
2.9. Implikasi Manajerial
Penguasaan mengenai persoalan
desain penelitian membantu manajer untuk memahami apa yang peneliti berusaha
lakukan. Manajer memahami mengapa laporan kadang kala menunjukkan analisis data
berdaarkan ukuran sampel kecil, jika banyak waktu yang dihabiskan dalam
mengumpulkan data dari beberapa kelompok orang, seperti dalam kasus studi yang
meliputi kelompok, departemen atau kantor cabang.
Manajer harus membuat satu
keputusan penting sebelum memulai studi yang berkaitan dengan bagaimana
keketatan studi seharusnya. Mengetahui bahwa desain penelitian yang lebih ketat
memakan sumber daya lebih banyak, manajer berada dalam posisi untuk menimbang
kepentingan masalah yang dialami dan memutuskan jenis desain seperti apa yang
dapat memberikan hasil yang bisa diterima dalam cara yang efisien. Pengetahuan
mengenai interkoneksi di antara beragam aspek dari desain penelitian membantu
manajer memutuskan studi yang paling efektif, setelah mempertimbngkan sifat dan
besarnya masalah yang dihadapi, dan jenis solusi yang diharapkan. Satu manfaat
utama dalam memahami sepenuhnya perbedaan antara studi kasual dan korelasional
adalah bahwa manajer tidak terpeleset ke dalam jebakan membuat asumsi kasual
implisit ketika dua variabel hanya berhubungan satu sama lain.
BAB III
METODELOGI
PENULISAN
3.1. Tempat dan Waktu Penulisan
Penulisan dilaksanakan
di Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Barat pada tanggal 30
November 2015.
3.2. Subjek Penulisan
Subjek penulisan adalah
pengantar penelitian.
3.3. Instrumen Penulisan
Instrumen
penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan karya
tulis ini dengan menggunakan teknik
pengumpulan data dan informasi yang berkaitan
dengan penulisan melalui referensi
kepustakaan seperti perpustakaan Universitas Pamulang
dan berbagai sumber penerbitan seperti
buku-buku metodologi penelitian yang ada hubungannya dengan penulisan ini sebagai
landasan teoritis mengenai masalah yang akan diselesaikan.
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Berdasarkan
uraian diatas dapatlah kami
mengambil kesimpulan bahwa desain penelitian merupakan kerangka
acuan yang sangat penting dalam membuat sebuah karya ilmiah, tanpa desain
yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik
karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas, sehingga
peneliti harus mampu membuat rancangan dengan baik dan benar.
4.2. Saran
Dari makalah diatas, semoga dapat bermanfaat bagi
mahasiswa yang menempuh mata kuliah metodologi penelitian. Makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Nazir,
Moh. 2014. Metodologi
Penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Indriantoro,
Nur. dan Bambang Supomo. 1999.
Dasar-dasar Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Sekaran, Uma. 2014. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Slot sands casino - Visit Tucson
BalasHapusSlot sands casino offers you the septcasino ultimate in Vegas entertainment and is right at the heart of Tucson. Enjoy slots, table 제왕 카지노 games, and a 바카라 live poker room in your
How to Get $100 Bonus at Virgin Casino - Jtm Hub
BalasHapusAll the 광양 출장샵 cash is available on 광주광역 출장마사지 the first two bets, plus your first bet is the $250 bonus. 김포 출장샵 You 안동 출장안마 can cash out the $200 cash free bet bonus at 동두천 출장샵 Virgin